0
AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
Posted by aafiahhhh
on
22.16
Tugas
Kelompok
AL-ISLAM
KEMUHAMMADIYAHAN
“Pengaruh
Hari Akhir Terhadap Keimanan”
OLEH
Nur’
Afiah (105 337 017 12)
Anugrah
Darwis (105 337 018 12)
Nur
Fitriani (105 336 989 12)
Faldiani (105 336 984 12)
Akmal
Hidayat (105 336 997
12)
Abdurrahman (10533700112)
III B
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu
Syukur alhamdulillah
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat
sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah “Al-Islam Kemuhammadiyahan III”.
Selain itu, makalah ini juga dibuat untuk membantu mahasiswa agar dapat
menambah materi “Iman Kepada Hari Akhir atau Hari Akhirat”. Ucapan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada dosen pengajar Drs.
Markas Iskandar M.Pd.i. serta kepada seluruh pihak yang telah turut membantu
dalam menyusun makalah ini. Serta permohonan maaf yang sedalam-dalamnya jika
sekiranya ada hal yang kurang berkenan, semua itu tidaklah lepas dari kami
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Demikian makalah ini
kami susun. Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Untuk itu,
kami tetap menerima saran ataupun kritikan yang membangun demi penyempurnaan
pada pembuatan makalah berikutnya.
Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin !
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatu.
Makassar, Desember 2013
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah kita mempelajari
tentang iman kepada hari akhir, kita akan mengerti tentang perlunya beriman
pada hari akhir. Pada hakekatnya beriman pada hari akhir adalah menyakini
dengan sepenuh hati bahwa hari akhir pasti terjadi atas kehendak Allah SWT dan
tidak ada yang tahu akan kapan kejadian itu terjadi. Hari akhir termasuk rukun iman yang ke-5, setiap orang muslim berkewajiban
dan meyakini bahwa kiamat itu pasti datang, hanya waktunya kita tidak
mengetahuinya, maka kita harus bersiap-siap mencari bekal. Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari
akhir.
Iman kepada hari akhir adalah percaya akan adanya hari
akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik
dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana
kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman
adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha
menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya.
Di
dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering
digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman
kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang
tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena
ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir,
jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan
oleh Allah dalam firmanNya. Di dalam kalah ini membahas pengaruh hari akhir
terhadap keimanan di mana diketahui percaya terhadap hari kiamat merupakan
salah satu dari rukun iman yang harus kita percayai dan yakini.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
terjadinya hari kiamat seperti yang digambarkan dalam Al Qur’an serta tanda-tanda hari kiamat?
2. Bagaimana
cara beriman kepada hari akhir serta pengimplementasiannya (penerapan) di dalam
kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana
pengaruh hari akhir terhadap
keimanan
seseorang?
C.
Tujuan Masalah
Untuk
mengetahui apa itu hari akhir,
tanda-tanda hari kiamat, proses terjadinya kelak,
pengimplementasianya di dalam kehidupan sehari-hari serta pengaruhnya terhadap
keimanan seseorang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Terjadinya
Hari Kiamat Seperti yang
Digambarkan Dalam Al Qur’an
Pada dasarnya “qiyamat”
berarti bangkit dari kubur. Sedangkan hari kiamat adalah hari
berbangkitnya manusia dari kubur. Banyak sekali istilah yang
digunakan dalam Al Qur’an untuk menyebut istilah
qiyamat, antara lain yaitu qiyaamah, qoori’ah, dan saa’ah.
Kedua istilah yang pertama merupakan nama surat dalam
Qur’an, yaitu al Qiyaamah dan al Qoori’ah. Dalam surat al Qoori’ah disebutkan
bahwa hari kiamat adalah hari yang manusia seperti anai-anai yang bertebaran
dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Lebih lanjut
diungkapkan pada hari itu orang – orang yang berat timbangan
kebaikannya berada dalam kehidupan yang memuaskan.
Sementara orang-orang yang ringan timbangan
kebaikannya maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Diceritakan
dalam surat Al Qori’ah:
(1)الْقَارِعَةُ
(2)مَا
الْقَارِعَةُ
(3)وَمَا
أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ
(4)يَوْمَ
يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ
(5)وَتَكُونُ
الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
(6)فَأَمَّا
مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ
(7)فَهُوَ
فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ
(8)وَأَمَّا
مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
(9)فَأُمُّهُ
هَاوِيَةٌ
(10)وَمَا
أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ
(11)نَارٌ
حَامِيَةٌ
(1) Hari Kiamat, (2) apakah hari
Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia
adalah seperti laron yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung adalah seperti bulu
yang dihambur-hamburkan. (6). Dan adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, (7) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (8) Dan
adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, (9) maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah. (10) Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
(11) (Yaitu) api yang sangat panas.
Ketahuilah
bahwasanya Al Qori’ah merupakan salah satu nama kiamat sebagaimana
kiamat juga dinamakan Al Haqqoh dan Al Ghosiyah. Kenapa dinamakan demikian? Karena pada saat
itu hati begitu gelisah karena terkejut (takut). Kemudian Allah berfirman,’Apa
itu Al Qori’ah’? Pada ayat selanjutnya Allah berfirman (yang artinya), ’Pada
hari itu manusia adalah seperti firosy yang bertebaran’.Apa itu firosy? Para ulama
mengatakan bahwa firosy adalah Tatkala ada cahaya pada malam hari
binatang itu saling berdesakan dan berebutan. Binatang ini penglihatannya
begitu lemah sehingga tidak tahu arah dan tujuan. Itulah gambaran
keadaan manusia tatkala hari kiamat, tatkala bangkit dari kuburnya. Manusia
sangat bingung, berdesak-desakan tanpa tahu arah dan tujuan.
Kemudian
bagaimana keadaan gunung-gunung yang terpancang begitu kokohnya di bumi ini?
Allah berfirman mengenai hal tersebut, ”dan gunung-gunung adalah seperti ’ihni yang
dihambur-hamburkan”. Para ulama
mengatakan bahwasanya ’ihni di situ adalah bulu domba (shuf). Ada
pula yang mengatakan bahwa ’ihni adalah kapas. Jadi ’ihni adalah suatu benda
yang sangat ringan. Yang apabila diletakkan pada tangan, bulu (kapas) akan
berhamburan tidak karuan. Itulah keadaan bumi pada hari kiamat nanti.
Gunung-gunung akan hancur luluh sebagaimana dijelaskan pada firman Allah
lainnya,
(6) فَكَانَتْ
هَبَاءً مُنْبَثًّا (5)وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا
”Dan
gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang
beterbangan.” (QS. Al Waqi’ah [56] : 5-6)
Tanda Terjadinya Kiamat
1.
Terbitnya
matahari dari arah barat dan terbenam dari arah timur. Hal ini terjadi karena perubahan besar
dalam susunan alam semesta.
2.
Keluarnya
suatu binatang yang sangat aneh. Binatang ini dapat bercakap-cakap kepada semua
orang dan menunjukkan kepada manusia bahwa kiamat sudah sangat dekat.
3.
Datangnya
Al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu,
beliau serupa benar akhlak dan budi pekertinya dengan Rasulullah SAW.
4.
Munculnya
Dajal. Dajal adalah seorang yang muncul sebagai tanda semakin dekat datangnya
kiamat. Dajal bermata buta sebelah dan mengaku sebagai “Tuhan”.
5.
Hilang
dan lenyapnya Al-Qur’an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan lenyap pulalah
yang ada di dalam hati seseorang.
6.
Berkumpulnya
manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan, perkawinan, ulang tahun, dll.
Akan tetapi tidak pernah sedikit pun dijalankan perintah-perintah-Nya serta
dijauhi larangan-Nya.
7.
Turunnya
Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di tengah-tengah merajalela pengaruh
Dajal.
Macam-macam
Kiamat
1.
Kiamat Sugra
Kiamat Sugra berarti kiamat kecil. Seperti kematian, gempa bumi, gunung
meletus, banjir dan lain-lain. Kiamat sugra disebut juga kiamat kecil, yaitu
berakhirnya kehidupan masing- masing mahluk. Setiap mahluk yang hidup akan
menemui kematian. Binatang- binatang akan mati setelah masa hidupnya selesai.
Tumbuh- tumbuhan juga akan mengalami hal yang sama, demikian juga manusia. Hal
itu seperti yang di jelaskan Alaah dalam surah Ali Imran Ayat 185,“ Tiap –tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Kematian adalah terpisahnya antara
jasmani dan rohani. Jasmani kembali ke asala yakni tanah. Dan rohan kembali
kealam kubur (alam Barzah). Alam kubur adalah alam tempat hidup umat manusia
setelah mati sampai merea kembali di bangkitkan oleh Allah dan tiba waktunya
hari perhitungan atas amal perbuatan mereka ketika di dunia.
2.
Kiamat Kubra
Kiamat
Kubra ( kerusakan besar) adalah hancurnya Alam semesta dengan segala isinya.
Keadaan alam semesta dan segala isinya pada waktu terjadi kiamat banyak di
jelaskan Allah dalam Al-Quran. Kapankah terjadinya hari kiamar kubra itu ? Hanya
Allah saja yang mengetahui. Tidak ada satu mahluk pun yang mengetahuinya
termasuk para malaikat Allah. Setelah kiamat kubra terjadi maka malaikat
Israfil akan meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya. Hal ini pertanda Allah
akan membangkitkan dan menghidupkan kembali manusia yang paling akhir yang
hidup du muka bumi akan bangkitnya dari alam kubur. Peristiwa ini di namakan
Yaumul ba’ast.
Peristiwa
Sesudah Hari Akhir
1.
Alam Barzah
Alam barzah juga disebut alam kubur. Di alam barzah manusia
sudah dapat merasakan balasan amal baik dan buruk.
2. Yaumul Ba’as
Yaumul Ba’as artinya hari kebangkitan, yaitu hari bangkitnya
kembali seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s. hingga manusia terakhir dari
alam kubur setelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.
3. Yaumul Mahsyar
Yaumul Mahsyar adalah hari berkumpulnya seluruh umat
manusia. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia digiring dan
dikumpulkan di padang mahsyar.
4.
Yaumul Mizan
Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk
yang dilakukan manusia selama hidupnya.
5. Yaumul Hisab
Yaumul hisab artinya hari perhitungan amal baik dan
buruk yang dilakukan selama hidupnya.
6. Sirattalmustaqim
Sirat adalah jalan atau jembatan penentu dari setiap manusia
setelah diperhitungkan dan ditimbang perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut
menentukan manusia masuk surga atau neraka.
7. Surga dan Neraka
Surga
dan neraka adalah tempat terakhir yang diciptakan oleh Allah SWT untuk
memberikan balasan atas perbuatan manusia semasa di dunia.
B. Cara Beriman Kepada Hari Akhir
Serta Pengimplementasiannya (Penerapannya) di Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Hari
Akhir ( kiamat ) adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup
di dunia yang harus kita percayai kebenaran adanya yang menjadi jembatan untuk
menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang kekal dan abadi. Yang dimaksud dengan beriman kepada
hari kiamat (akhir) yaitu mempercayai
bahwa seluruh alam semesta dan segala isinya pada suatu saat nanti akan
mengalami kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan ada
kehidupan yang kekal yakni di akhirat nanti.
Kepercayaan kepada hari kiamat merupakan
masalah sam’iyyat, yakni masalah yang kita ketahui dan kita percayai
berdasarkan dalil yang ada dalam Al-Quran dan hadist. Hari akhir yakni hari di mana seluruh kehidupan yang ada di
alam semesta ini berakhir, hanya Allah-lah yang maha kekal.
Beriman kepada
Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam
al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan
dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir
tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir
tidak akan beramal, orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir
dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir. Hari akhir adalah hari Kiamat, di mana seluruh manusia
dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab dan
dibalas. Hari itu disebut hari Akhir, karena tidak ada hari lagi setelahnya. Karena pentingnya hari
yang agung ini, kita dapati (di dalam al-Qur-an) bahwa Allah Ta’ala seringkali
menghubungkan iman kepada-Nya dengan iman kepada hari Akhir, sebagaimana Allah
berfirman:
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian....” [Al-Baqarah: 177]
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian....” [Al-Baqarah: 177]
Pada hari itulah penghuni Surga dan penghuni
Neraka masing-masing menetap di tempatnya.
Yang
dimaksud beriman kepada hari akhir
yaitu mengetahui setiap perkara yang berkaitan dengan kejadian setelah kematian
seorang hamba sambil dibarengi keyakinan yang sempurna. Dan keimanan ini
mencakup berbagai aspek, serta gambaran garis besarnya, mulai dari adanya siksa
dan nikmat kubur, hari kebangkitan, berkumpul di padang
mahsyar, penghitungan semua amal, pembalasan, pembagian kitab, timbangan,
telaga, melewati shirat, surga dan neraka.
Beriman kepada hari akhir artinya benar-benar percaya akan adanya hari kiamat,
kita sebagai umat manusia harus punya bekal di masa yang kekal itu. Sebagai
pengimplementasian nyata seperti yang dikatakan di atas bahwa beriman kepada
hari akhir artinya juga harus beriman kepada Allah SWT, artinya melaksanakan
perintah-perintah Allah SWT seperti melaksanakan salat 5 waktu, sedekah,
membantu sesama dan masih banyak lagi yang bersifat positif demi membangun pribadi
yang tidak kufur nikmat dan dirahmati oleh Allah sehingga di hari akhir kelak
mempunyai bekal yang bisa dipertanggungjawabkan.
C. Pengaruh Hari Akhir Terhadap
Keimanan
Seseorang
Hari akhir sangat
berpengaruh terhadap keimanan seseorang. Di mana iman itu merupakan kepercayaan
yang merupakan ketetapan hati seseorang. Orang yang beriman pasti mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk untuk hidup dan matinya. Keyakinan akan Hari Kiamat memiliki pengaruh besar bagi
perilaku manusia. Mereka yang meyakini akan adanya hari Kiamat dan kehidupan
setelah mati, akan senantiasa berhati-hati dalam bertindak karena ia dengan
baik mengetahui bahwa setiap perilakunya di dunia pasti dimintai pertanggung
jawaban di akhirat kelak. Sejatinya seluruh perbuatan manusia terjaga dan nanti
di akhirat amal tersebut akan menemani tuannya. Pastinya mereka yang meyakini
akan adanya Hari Kiamat senantiasa berusaha memperbaiki perbuatannya. Serta
akan berhati-hati dalam setiap perbuatan.
Dampak beriman kepada hari akhir sebagai berikut:
Pertama : Senang dan tekun menjalankan ketaatan serta mengharap-kan pahala untuk persiapan hari pembalasan. Kedua : Takut dan gelisah di saat bermaksiat karena mengimani akan adanya suatu siksaan yang sangat pedih di hari pembalasan. Ketiga : Penghibur bagi orang mukmin yang tidak sempat menda-patkan kenikmatan dunia, sebagai gantinya ia punya harapan yang akan ia peroleh di hari akhirat berupa kenikmatan dan pembalasan pahala.
Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan akan memberi arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan manusia yang mapu menjadikan perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir. Oleh karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara orang yang ingkar terhadap Allah dan hari akhir dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Orang yang beriman mengetahui dunia adalah tempat simpanan sementara, sedang amal sholeh adalah bekal untuk mal akherat.
Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akherat, bukan hisab dunia. Adapun bagi orang yang tak beriman kepada Allah dan hari akhir, hisab dan balasan, maka ia mencoba menjalani rutinitas kehidupan dunia ini dengan mengejar kesenangan yang disertai kerakusan, mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara tak peduli halal dan haramnya. Karena itu dia akan dihisab dan akan celaka karena dia tidak menghiraukan hari pembalasan.
"Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus. Ia bertanya" Bilakah hari kiamat itu datang?" (Al-Qiyamah : 5-6)
Begitulah pemikiran orang-orang bodoh dan sempit yang banyak menjadi pemicu terjadinya berbagai tindakan kriminalitas di muka bumi karena keingkaran mereka terhadap hari pembalasan. Sebagaimana Allah gambarkan tentang keadaan mereka dalam firman-Nya: "Dan tentu mereka akan mengata-kan (pula), "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan." (Al-An'am: 29). Bahkan paham-paham kekufuran terhadap hari akhir di zaman ini selalu berkembang dengan sangat suburnya. Seperti kita lihat misalnya pengingkaran secara total di balik alam materi, yang dilakukan orang komunis dengan berbagai kelompok dan organisasinya sekarang. Menurut mereka , kehidupan itu meteri belaka dan di balik materi itu tidak ada sesuatu yang lain. Hal itu sebagaimana dikatakan pemimpin mereka Karl Marx yang berpendapat bahwa , Tuhan itu tidak ada dan kehidupan itu hanya materi. Oleh Karena itu, tak heran bila mereka seperti binatang. Mereka tak bisa menangkap arti kehidupan.
Pertama : Senang dan tekun menjalankan ketaatan serta mengharap-kan pahala untuk persiapan hari pembalasan. Kedua : Takut dan gelisah di saat bermaksiat karena mengimani akan adanya suatu siksaan yang sangat pedih di hari pembalasan. Ketiga : Penghibur bagi orang mukmin yang tidak sempat menda-patkan kenikmatan dunia, sebagai gantinya ia punya harapan yang akan ia peroleh di hari akhirat berupa kenikmatan dan pembalasan pahala.
Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan akan memberi arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan manusia yang mapu menjadikan perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir. Oleh karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara orang yang ingkar terhadap Allah dan hari akhir dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Orang yang beriman mengetahui dunia adalah tempat simpanan sementara, sedang amal sholeh adalah bekal untuk mal akherat.
Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akherat, bukan hisab dunia. Adapun bagi orang yang tak beriman kepada Allah dan hari akhir, hisab dan balasan, maka ia mencoba menjalani rutinitas kehidupan dunia ini dengan mengejar kesenangan yang disertai kerakusan, mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara tak peduli halal dan haramnya. Karena itu dia akan dihisab dan akan celaka karena dia tidak menghiraukan hari pembalasan.
"Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus. Ia bertanya" Bilakah hari kiamat itu datang?" (Al-Qiyamah : 5-6)
Begitulah pemikiran orang-orang bodoh dan sempit yang banyak menjadi pemicu terjadinya berbagai tindakan kriminalitas di muka bumi karena keingkaran mereka terhadap hari pembalasan. Sebagaimana Allah gambarkan tentang keadaan mereka dalam firman-Nya: "Dan tentu mereka akan mengata-kan (pula), "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan." (Al-An'am: 29). Bahkan paham-paham kekufuran terhadap hari akhir di zaman ini selalu berkembang dengan sangat suburnya. Seperti kita lihat misalnya pengingkaran secara total di balik alam materi, yang dilakukan orang komunis dengan berbagai kelompok dan organisasinya sekarang. Menurut mereka , kehidupan itu meteri belaka dan di balik materi itu tidak ada sesuatu yang lain. Hal itu sebagaimana dikatakan pemimpin mereka Karl Marx yang berpendapat bahwa , Tuhan itu tidak ada dan kehidupan itu hanya materi. Oleh Karena itu, tak heran bila mereka seperti binatang. Mereka tak bisa menangkap arti kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan memahami materi di atas, tentunya kita semakin
mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara. Manusia lahir
lalu bertumbuh-kembang, dan akhirnya meninggal dunia. Begitu juga dengan hewan
dan tumbuhan. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang
kekal hanya di akhirat kelak. Disana tidak ada lagi kematian. Orang-orang
beriman dan beramal saleh akan hidup selamanya di surga. Sebaliknya,
orang-orang kafir dan beramal buruk akan hidup di neraka untuk selamanya. Kita
sebagai manusia hanya berusaha menjadi yang terbaik, agar apabila datang
waktunya hari akhir, kita sebagai umat muslim telah memiliki bekal untuk
menolong diri kita sendiri pada hari akhir, tanda tanda hari akhir sudah sudah
terlihat jelas, marilah kita dekatkan diri kita kepada Allah swt, dan perbaiki
semua sikap kita menjadi lebih baik dan berakhlak .
B. Saran
Saran
kami sebagai penulis dan penyusun agar kiranya para pembaca dapat lebih
meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT. Hanya satu saran yaitu
kita harus selalu ingat (beriman) kepada Allah karena kita tidak akan tahu
kapan akan terjadi kiamat, entah itu kiamat sugra (kematian) ataupun kiamat
kubra (kiamat).
DAFTAR PUSTAKA