0

drama :)))

Posted by aafiahhhh on 21.05

Cintaku Terhalang Golongan Darah”
Disuatu Kampung hiduplah seorang karaeng yang bernama Karaeng Gemmara Pettaega Bainena, beliau memiliki seorang Putri, anak semata Wayang yang sangat dicintainya Andi Besse Daeng Canning namanya, gadis yang memiliki paras yang cantik, lembut tutur katanya walau agak sedikit manja, Andi Besse Daeng Canning, sedang Jatuh Hati kepada seorang Pemuda, hal yang wajar di usianya yang sudah beranjak dewasa, tapi ia ragu dengan cintanya, karena pemuda itu bukanlahketurunan darah biru.
Walaupun ayahnya dikenal seorang yang taat beragama, tapi ia yakin ayahnya tidak akan merestui cintanya.
Suatu pagi ditepi sungai Andi Besse Daeng Canning mencuci pakaian ditemani oleh beberapa orang sahabatnya.
Andi Besse : Eh. . .tadi malam kau na SMS ka’ Elpijiku.
Andi Besse : Eh. . .tadi malam kau na SMS ka’ Elpijiku.
Gadis I : Bukan Elpiji tapi Spiji bodo’
Gadis II : Apakah dibilang Spiji?
Gadis III : Bodo’na, tidak gaulna, masa spiji tidak mutau, spiji itu kompor
Gadis I : Edede . . . samaji bodo’nu, spiji itu pacar
Gadis I&III : Oo . . . Pacar !!!!
Gadis II : Andi Besse kira-kira narestuijeko ettanu, kaukan keturunan karaeng sedangkan canringmu bukan?
Andi Besse : Maumi diapa ka kusuka’ki do !!
Gadis II : Iya tauwa nakennami Lope . . .
Di sana keempat gadis itu sedang asyik mencuci tiba-tiba muncullah seorang Pemuda, yang tak lain Hasanuddin, pemuda yang menaruh hati kepada Andi Besse. Dengan agak sedikit ragu pemuda itu menghampiri keempat gadis itu sambil berkata :
Hasanuddin : Andi . . .
E. . . kita terima SMS ku?
Andi Besse : E . . . iye daeng
Hasanuddin : Andi . . .
Bisaki ketemu sebentar malam ?
Andi Besse : Takutka’ deh nanti nataukki ettaku
Hasanuddin : Janganki bilang-bilang kumiskoljaki’ itu kalau adama’, di tempat biasa
Andi Besse : Kita’ji daeng
Pemuda itupun lalu pergi, dengan hati yang penuh bunga, sementara keempatgadis itu pun segera berkemas meninggalkan sungai
Kecantikan Andi Besse Daeng Canning tidak ada yang meragukannya lagi, bahkan semua pemuda yang sudah melihatnya menaruh hati
kepadanya, termasuk Ladaming dan Latinggi.
Ladaming : Kira-kira nasuka’ja itu Andi Besse?? Banyaknamo pulsa kukirimkanki, na sampai sekarang belum adapi jawabannya, padahal sudahmi menyet bela
Latinggi : Kau itu baru pulsa, itu HP yang napake’ Andi Besse ka sayaki yang kasikki
Ladaming : Latinggi . . .
Latinggi : Apa Ladaming
Ladaming : Bagaimana kalau pergiki cari sanro alias dukung Bodo’, mintakki baca-bacana supaya Andi Besse Daeng Canning Jatuh Lope sama kita.
Latinggi : Iyo, mauja’, kebetulan ada dukun kuatau, iyo pergiko cariki
Ladaming : Ayo’mi
Di tempat lain, seorang kakek tua sedang membaca mantra kemudian menyemburkan air dari mulutnya, tak henti-hentinya mulutnya berkomat-kamit membaca mantra Daeng Pu’ru namanya
Daeng Pu’ru : Assala kabiti-biti, essopi mutai wennipi muteme
Mantra itu yang terus keluar dari mulutnya, tiba-tiba tanpa ia sadari, dua orang pemuda duduk bersila di depannya, tang tak lain dan tak buka Ladaming dan Latinggi.
Daeng Pu’ru : Eh . . . apa muambil duduk di situ tak bangkaka’
Latinggi : Anu Daeng pu’ru mauka minta baca-bacata’
Ladaming : Iye’ Daeng Pu’ru ada cewe kusuka
Daeng Pu’ru : Gampammi itu tergantungji amplopna
Latinggi : E dende’ matrena mamo ini dukun, tapi tidak masalahji, yang penting kita kasika’ mantra
Daeng Pu’ru : Pasangngi telingamu, ini duppa mata namanya
”Duppa mata, mata joli, barakka kompa sapeda hu” bacako itu nah.
Ladaming : Saya kodong
Daeng Pu’ru : Dengarko juga kau
’Tanning rara sakka ahu, kurru jangang, amminahangko Ani amminahangko ati, amminawan ngasekko bainea” Bacako nah
Setelah mereka menerima mantera dari Daeng pu’ru akhirnya mereka pun pergi, dengan tidak lupa memberi Amplop kepada sang dukun. Di tempat terpisah, berita akan bertemunya Andi Besse Daeng Carring dan Hasanuddin di ketahui oleh La Baco’ pengawal pribadi karaeng Gemmara pettaega bainena disaat karaeng sedang asyik duduk bersama sang isteri tiba-tiba La Baco datang terburu-buru, dan nafas terengah-engah.
La Baco : O. . .Karaeng ada mau ku kasi taukanki’
Karaeng : Apa La Baco, la gosip mako sedeng
Puang Nabong : Tidak baek orang kalo ma’gosip Baco !!
Karaeng : Jangan Meko A’coddo nabong.
Isteri Karaeng : O . . . Baco dosako kalau gosip nah ”barang siapa yang bergibah maka sama dengan memakan daging saudaranya sendiri” itu haditsnya baco.
Labaco : Bukan gosip karaeng, ini fakta, anakta karaeng, Andi Besse daeng Cenning Accewekki karaeng sama Hasanuddin
Karaeng + Istri : Apa . . accewekki ???
Labaco : Iye’ karaeng sebentar malam janjianki
Karaeng : Astagfirullah, sungguh terlalu !!
Baco . . .
Labaco : Iye’ Karaeng ???
Karaeng : Sebentar kita ke sana, kita tangkap mereka, janganko sebutki namaku karaeng Gemmara Pettaega Bainena, kalau tidak kubunuhki itu Hasanuddin
Karaeng Pun berangkat diperjalanan akhirnya bertemu Ladaming dan Latinggi
Ladaming + Latinggi : Assalamu alaikum, mauki’ kemana karaeng ???
Karaeng : Wa Alaikum Mussalam, mauka’ pergi tangkapki itu Hasanuddin, pacaranki bedeng dengan anakku.
Ladaming + Latinggi : Iye karaeng, tidak tahu dirinya itu Hasanuddin, kubantuki’ Karaeng??
Karaeng : Ayo’mi
Beberapa saat kemudian ditempat yang berbeda, Andi Besse dan Hasanuddin pun bertemu
Hasanuddin : Andi . . .
Andi Besse : Iye’ . . . kenapaki Daeng
Hasanuddin : Kalau saya datang melamar di rumahta, naterimajeki kira-kira ettata’??
Andi Besse : Endak tau’mi, ka Ettaku mauna suamiku keturunan karaeng tongpa, tapi kucobami dulu daeng.
Beberapa saat kemudian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
Karaeng : Oh Besse, kesiniko
Besse pun menoleh mendengar suara yang sudah tak asing lagi di telinganya
Andi Besse : Eh . . . Itetta
Karaeng : Kau Hasanuddin, lihatki dulu dirimu baru pacaran sama anakku tidak nutauki, saya ini karaeng dan kau apaji.
Baco . . .Tangkapki itu Hasanuddin
Labaco : Ta . . .tangkpaki karaeng se. . .sekarang karaeng???
Karaeng : Iyo Sekarang !!!
Pertarungan sengitpun terjadi, dalam sengitnya pertarungan itu tiba-tiba muncullah seseorang yang tak lain Iman Desa
Iman Desa : Assalamu Alaikum, apa yang terjadi, kenapa kalian berkelahi??
Karaeng : Anu . . .Pak Iman, Accewe’ki Anak-anakka
Iman Desa : Siniko Besse, kau juga Hasanuddi
Di dalam Islam, tidak ada istilah pacaran, yang ada adalah ta’ruf dan di dalam agama kita tidak boleh seorang yang berlainan jenis berdua-duaan karena yang ketiga adalah syetan, dan dalam agama kita melarang kita mendekati zina apalagi melakukannya, La Takrabu Zina (maka janganlah kalian mendekati zina) kita juga Karaeng, jangnki selesaika masalah dengan cara marah dan jalan kekerasan. Karena Rasulullah Muhammad SAW, bersabda ”Orang yang kuat di antara kalian adalah orang yang mampu menahan amarahnya:
Dan dalam memilih Jodoh kata Rasulullah :
1. Karena Kecantikannya 3. Karena Keturunannya
2. Karena Hartanya 4. Karena Agamanya
Tapi yang harus diutamakan adalah agamanya
Latinggi + Ladaming : Dengarko itu Hasanuddin Dilarang orang berdua-duaan.
Tiba-tiba muncullah Daeng Pu’ru
Daeng Pu’ru : O. . .Latinggi, O. . .Ladaming, Manurji baca-baca yang kukasikko???
Labaco : O. . .Jadi datangko minta baca-baca. . .Astaga !!!
Iman Desa : Astagfirullah
Barang Siapa yang meminta pertolongan dukun berarti itu Dosa besar, itu musyrik dan dosanya sangat besar. Kau juga Daeng Pu’ru bertobatlah selagi Allah masih memberi kesempatan kepada kita semua. Karena kita tidak pernah tau kapan malaikat mengambil nyawa kita, bertobatlah selagi masih ada kesempatan
Semua : Astagfirullah . .!!!!
Humbala humbala

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 NurAfiahprtm All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive | Distributed by Deluxe Templates

Blogger Templates