0
WANITA TEGAR
Posted by aafiahhhh
on
19.05
Sepertinya
aku merasakan apa yang dia rasakan. Merasa terasingkan mungkin, kesepian sudah
pasti, bahkan merasakan sesak di dada yang selalu menghimpit kapanpun rasa itu
mau muncul. Karena rasa itu muncul dengan semaunya, seperti pula cinta dan penderitaan.
Pernah
membayangkan menjadi janda yang hanya mempunyai 2 anak dan anaknya tepisah
jarak olehnya. Pasti sakit. Selalu merasa kesepian. Setiap hari dia harus
bekerja sendiri karena tak ada yang bisa dimintai tolong, semuanya dikerjakan
serba sendiri. Hingga wajahnya pun terlihat lebih tua daripada umurnya. Dia
keriput dan jalannya mulai tertatih-tatih, kerutan di wajahnya terlihat penuh
dengan beban. Tapi dia masih bisa tersenyum, walaupun terkadang senyum itu
senyum palsu yang berusaha dia aslikan.
Tinggal
di daerah pedalaman membuatnya susah untuk selalu pergi ke mana-mana. Tinggal
bersama sang anak pun rasanya lain. Tak ingin memberatkan dan tak ingin
meninggalkan gubuk tuanya yang sudah semakin lapuk. Kasihan dia, wanita tegar
yang berdiri di ufuk barat sambil memanggul kayu bakar untuk memasak.
Malam-malamnya pun mungkin tak kalah kelamnya. Aku berharap tak mencekam tapi
rasa kesepian tak bisa dicegah, tidur ditemani temaram lampu 5 watt dan
berbagai suara di sekitarnya yang setia menemani. Paginya mungkin monoton,
berteman sepi dan berkawan hening. Hiburannya mungkin hanya televisi dan radio
penghambat sunyi.
Sayang,
dia selalu menolak ajakan anaknya untuk tinggal bersama. Dia tidak mau,
sesekali cucunya datang untuk berkunjung dan bermalam, dia merasa sangat
bahagia, walaupun tak ditampakkan tapi dalam hatinya dia pasti sangat senang.
Tapi, saat cucu maupun anaknya hendak pulang ada rasa lain yang menghampiri
hatinya, rasa mencekam! Ternyata rasa itu hanya sementara elu-nya.
”Aku
hanya wanita tua yang berharap anak-anak dan cucu-cucuku baik-baik saja, semoga
nasibnya tak sepertiku yang dicampakkan. Aku sudah bersyukur punya mereka, dan
semoga mereka selalu mengingatku. Di setiap do’aku aku selalu menyisipkan nama
anak cucuku di dalamnya. Sebuah do’a tulus Ibu untuk anak-anaknya. Mungkin aku
sudah renta, dan aku sadar aku semakin dekat dengan ajalku. Tapi keinginanku
sederhana Tuhan, bahagiakan mereka yang kusayang, aku sudah sangat bahagia
melihat mereka sudah menemukan jodohnya yang tepat. Tak sepertiku yang dimadu.
Aku bersyukur anak-anakku semuanya baik, cucu-cucuku juga baik dan sehat-sehat.
Kalau ada waktu dan rindu sudah membebaniku aku selalu menjenguk mereka, aku
bangga punya mereka semua”.
Tapi,
dia tetap wanita kuat. Lebih kuat dari batu karang yang terhempas. Semoga
wanita itu baik-baik saja. Semoga malam-malamnya selalu diisi dengan doa-doanya
yang penuh ketulusan, semoga saja dia selalu dalam lindungan Allah, dan semoga
saja dia bisa melihat orang yang menulis cerita ini mendapat jodoh yang tepat
dan sukses nantinya :’)
TERUNTUK
I
MANYA
Senin sore, 17:34, Barata
(Afiah)